Definisi Aksiologi Menurut beberapa ahli :
- Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.
- Menurut Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
- Menurut Sarwan menyatakan bahwa aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi, realitas, dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan, dan kebenaran)
- Menurut Suriasumantriaksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
- Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
- Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
- Secara istilah, aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan.
- Menurut Jalaluddin aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan menjaganya, membinanya di dalam kepribadian peserta didik.
- Menurut Mautner, aksiologi mulai digunakan sebagaimana adanya saat ini oleh Lotze, Brentano, Husserl Scheeler dan Nicolai Hartmann. Dalam filsafat Yunani kuno, tema aksiologi lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah yang konkret, seperti api, udara dan air.
Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat ilmu yang
mempelajari hakikat dan manfaat pengetahuan menyangkut kegunaan ilmu. Aksiologi membahas nilai-nilai
atau norma-norma terhadap suatu ilmu mana yang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong),
serta tentang cara dan tujuan (means and gool). Aksiologi mencoba merumuskan
suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis atau ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada
tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya
dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama dalam
kehidupan, seperti kata-kata adil dan tidak adil, jujur dan curang. Pada umumnya
orang menimbang nilai dengan kadar baik atau buruk (etika), indah atau jelek
(estetika). Karena itu, nilai mengarahkan tindakan, mendasati perbuatan dan pada
gilirannya membentuk “preferensi nilai” (system nilai atau nilai). Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian,
yaitu :
- Moral Conduct, tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni etika
- Esthetic Expression, ekspresi keindahan;yang melahirkan estetika
- Socio-political Life.kehidupan sosio-politik, bidang ini mlahirkan ilmu filsafat sosio-politik.
0 komentar:
Posting Komentar