Sampai dengan dekade 1980an, human capital invesment masih belum dianggap sebagai faktor penentu
keberhasilan sebuah unit bisnis. Pada masa itu konsentrasi masih terpusat pada
modal – modal fisik (tangible asset) dibandingkan
dengan modal non fisik (intangible
asset). Penelitian – penelitian pada masa itu juga menunjukan hal serupa,
penelitian empirik sampai tahun 1980an masih menunjukan bahwa human capital tidak berperan dalam kemajuan sebuah kinerja
unit bisnis atau perusahaan. Dalam studinya, Nkomo (1987) meneliti
hubungan antara perencanaan sumber daya manusia dengan kinerja sebuah
unit bisnis, dan hasilnya adalah tidak ditemukan adanya korelasi diantaranya.
Hal serupa juga ditunjukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Delaney, Lewin and Ichniowski (1988, 1989)
yang melakukan survei mengenai hubungan antara praktek SDM dengan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukan tidak
adanya hubungan antara keduanya. Namun demikain, seiring dengan berkembangnya
segala aspek – aspek kehidupan manusia mulai terjadi pergeseran peran yang
dialami oleh human capital. Mulai
dekade 1990an, human capital mulai
memegang peran yang lebih dominan sebagai penetu kemajuan sebuah kinerja
perusahaan. Penelitian – penelitian yang dilakukan pada era 1990an sampai
sekarang menunjukan pengaruh human capital
sebagai faktor penting dalam kegiatan operasional perusahaan dan bahkan
memegang peran kunci dalam menggerakkan modal – modal fisik lainnya.
Semakin berkembangnya aspek – aspek
kehidupan manusia pergeseran peran human capital
semakin nyata. Banyak perusahaan – perusahaan yang semakin menggantungkan
kemajuan perusahaannya pada sumber daya manusianya. Hal tersebut dibuktikan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Brooking Instutution di Amerika Serikat
yang meneliti 500 perusahaan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Hasil dari
penelitian tersebut adalah pada tahun 1982, tangible
asset merepresentasikan 62% nilai pasar perusahaan, kemudian turun menjadi
38% pada tahun 1992. Studi terakhir yang dilakukan pada tahun 2002 menunjukkan
angka penurunan yang semakin besar
menjadi hanya 15%, sementara 85% merupakan intangible
asset yang menentukan nilai pasar perusahaan.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan
bahwa seiring berjalannya waktu peran human
capital dalam perusahaan semakin besar. Human
capital mempunyai peran sebagai penggerak modal – modal lainnya. Human capital juga merupakan faktor
utama penggerak suatu unit bisnis atau perusahaan.
NB : Tulisan ini diambil dari potongan essay yang pernah ditulis penulis.
Daftar pustaka :
Delaney, Lewin,
and Ichniowski, C. 1988. Human resource management policies and practices in
American firms. New York: Industrial Relations Research Centre, Graduate
School of Columbia University.
Nkomo, S.M.
1987. Human resource planning and organisational performance: An exploratory
analysis. Strategic Management Journal, 8: 387-392.
0 komentar:
Posting Komentar