Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 04 Mei 2015

Quo Vadis Pergerakan Buruh Indonesia?

7 tahun reformasi berjalan dan selema itu pula kebebasan kaum buruh di Indonesia mendapatkan angin segar. Sudah selesaikah perjuangan kaum buruh sekarang? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita melihat kembali sejarah perjuangan kaum buruh guna memperjuangkan hidup mereka. Awal mula pergerakan buruh di Dunia terlihat ketika revolusi industri terjadi di Inggis pada abad ke 19. Pergerakan buruh semakin masive terjadi ketika Karl Marx memperkenalkan teori bahwa kaum buruh (proletar) merupakan pusat dari sebuah perubahan. Marx dan pengikut Marxisme berpendapat bahwa dalam pergerakan sosial hanya ada dua kelas yang akan selalu bergesekan yaitu kaum buruh yang cenderung diekploitasi dan pemilik modal yang cenderung mengeksploitasi. Dalam teori Marxisme, perjuangan kelas ditempatkan pada bagian yang sangat sentral, faktor esensial dan faktor yang paling menentukan dalam perubahan sosial. Kaum buruh yang merupakan kaum pekerja dan dianggap sebagai salah satu faktor produksi harus berusaha untuk mendapatkan hak mereka semaksimal mungkin sebaliknya kaum pemilik modal berusaha untuk menekan serendah – rendahnya biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Kepentingan yang saling berlawanan ini membuat pertentangan antara kedua kelas tersebut seolah – olah tidak ada habisnya.
Bagaimana dengan di Indonesia? Perjuangan kaum buruh di Indonesia sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan, organisasi buruh pertama yang berdiri di Indonesia yaitu organisasi yang didirikan oleh buruh-buruh kereta api dengan nama SS Bond (Staatspoorwegen Bond). Pada masa ini mulai bermunculan organisasi – organisasi buruh di Indonesia dan aksi – aksi buruh yang umumnya berupa kegiatan pemogokan – pemogokan sudah mulai dilakukan. Pada masa pasca kemerdekaan, pergerakan buruh di Indonesia seolah mendapatkan angin segar. Pada masa era kepemimpinan Sukarno, Indonesia yang cenderung condong ke marxisme secara tidak langsung berpengaruh pada pergerakan kaum buruh di Indonesia. Pada masa ini berdiri Barisan Boeroeh Indonesia (BBI) suatu organisasi buruh yang didirikan dengan tujuan untuk mewakili seluruh serikat buruh yang ada. Selain itu juga banyak sekali terbentuk 0rganisasi – organisasi buruh baik di jawa maupun di luar jawa.  Pada masa ini, Sukarno cukup aktif mendukung pergerakan buruh di Indonesia. Sukarno yang seorang anti kapitalis terus membangkitkan kaum buruh untuk berjuang guna memperjuangkan nasib mereka. Setelah rezim orde lama berganti dengan rezim orde baru, gerakan buruh mulai mendapatkan tekanan. Pada masa ini berdirilah organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang menggunakan sistem unit-unit kerja.Keadaan gerakan buruh di bawah SPSI nampanya tak mengalami perubahan. Sentralisasi yang ditekankan oleh negara menjadikan SPSI bukan sebagai lembaga yang secara efektif dapat memperjuangkan kepentingan buruh. Perubahan kata ‘buruh’ menjadi ‘pekerja’ menjadi simbol putusnya hubungan gerakan buruh dengan masa lampau. Ideologi harmoni yang coba disebarkan melalui lembaga SPSI ini diharapkan dapat menahan gejolak yang terjadi di kalangan buruh. Karakter radikal yang diperlihatkan serikat buruh dalam perjalanan sejarahnya, seakan hilang dengan bergantinya zaman. Setelah era berganti ke era reformasi, buruh terlihat kembali menemukan kebebasannya dalam menyuarakan nasib mereka. Seperti halnya pergerakan lain (sosial, politik, budaya, dsb), berbagai macam organisasi buruh tumbuh bak jamur di musim penghujan. Dan masing – masing dengan bebas menyuarakan tuntutan hak mereka baik kepada pemerintah mapun kepada pemilik modal.
Bagaimana dengan perjuangan buruh di Indonesia sekarang? pada era Presiden Sukarno, beliau telah menyerukan dua langkah yang harus dilalui buruh dalam melakukan pergerakan. Fase pertama yaitu politieke toestand atau kebebasan berserikat. Dalam tahap ini buruh harus mempunyai suatu kebebasan untuk berserikat guna menyuarakan suara mereka. Fase selanjutnya yang harus dilewati buruh yaitu fase machtsvorming atau fase konsolidasi dari berbagai macam organisasi yang terbentuk tersebut sehingga organisasi – organisasi tersebut semakin kuat dan mempunyai daya tawar yang tinggi. Selain itu poin – poin yang diperjuangkan akan menjadi lebih berbobot dan berkualitas. Jika kita lihat, perjuangan buruh saat ini telah sampai pada tahap politieke toestand. Banyak sekali organisasi buruh yang bermuculan di tanah air. Namun itu semua hanya terhenti pada fase tersebut. Pergerakan buruh di Indonesia saat ini terlihat jauh dari harapan, organisasi – organisasi buruh terlihat kurang begitu terorganisir, masing – masing kelompok di masing – masing daerah mempunyai suara yang berbeda. sampai saat ini fase matchvorming tampaknya masih jauh dari kenyataan. Dampaknya adalah setiap hari buruh terjadi, tuntutan buruh yang disuarakan hanya berkutat pada level mikro. Dari tahun ke tahun esensi yang disuarakan oleh kaum buruh hanya sebatas pada peningkatan upah dan tambahan tunjangan sampai saat ini masih jarang sekali buruh yang berjuang di level makro. Reformasi telah berjalan selama 7 tahun, sudah saatnya buruh di indonesia bergerak menuju level matchvorming. Sudah saatnya pula kaum buruh di Indonesia berjuang pada level – level makro dan dapat berperan baik di dalam Negeri maupun tingkat global.


0 komentar:

Posting Komentar