7 tahun reformasi berjalan dan selema itu pula
kebebasan kaum buruh di Indonesia mendapatkan angin segar. Sudah selesaikah perjuangan kaum buruh sekarang? Sebelum menjawab
pertanyaan tersebut ada baiknya kita melihat kembali sejarah perjuangan kaum
buruh guna memperjuangkan hidup mereka. Awal mula pergerakan buruh di Dunia
terlihat ketika revolusi industri terjadi di Inggis pada abad ke 19. Pergerakan
buruh semakin masive terjadi ketika Karl Marx memperkenalkan teori bahwa kaum
buruh (proletar) merupakan pusat dari sebuah perubahan. Marx dan pengikut
Marxisme berpendapat bahwa dalam pergerakan sosial hanya ada dua kelas yang
akan selalu bergesekan yaitu kaum buruh yang cenderung diekploitasi dan pemilik
modal yang cenderung mengeksploitasi. Dalam teori Marxisme, perjuangan kelas
ditempatkan pada bagian yang sangat sentral, faktor esensial dan faktor yang
paling menentukan dalam perubahan sosial. Kaum buruh yang merupakan kaum
pekerja dan dianggap sebagai salah satu faktor produksi harus berusaha untuk
mendapatkan hak mereka semaksimal mungkin sebaliknya kaum pemilik modal
berusaha untuk menekan serendah – rendahnya biaya produksi untuk mendapatkan
keuntungan yang tinggi. Kepentingan yang saling berlawanan ini membuat
pertentangan antara kedua kelas tersebut seolah – olah tidak ada habisnya.
Bagaimana dengan di Indonesia? Perjuangan kaum buruh
di Indonesia sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan, organisasi buruh pertama
yang berdiri di Indonesia yaitu organisasi yang didirikan oleh buruh-buruh kereta api dengan nama SS Bond (Staatspoorwegen Bond). Pada masa ini mulai bermunculan organisasi –
organisasi buruh di Indonesia dan aksi – aksi buruh yang umumnya berupa
kegiatan pemogokan – pemogokan sudah mulai dilakukan. Pada masa pasca
kemerdekaan, pergerakan buruh di Indonesia seolah mendapatkan angin segar. Pada
masa era kepemimpinan Sukarno, Indonesia yang cenderung condong ke marxisme
secara tidak langsung berpengaruh pada pergerakan kaum buruh di Indonesia. Pada
masa ini berdiri Barisan Boeroeh Indonesia (BBI) suatu organisasi buruh yang didirikan dengan tujuan untuk mewakili seluruh serikat buruh yang ada. Selain itu juga banyak sekali terbentuk
0rganisasi – organisasi buruh baik di jawa maupun di luar jawa. Pada masa ini, Sukarno cukup aktif mendukung
pergerakan buruh di Indonesia. Sukarno yang seorang anti kapitalis terus
membangkitkan kaum buruh untuk berjuang guna memperjuangkan nasib mereka. Setelah
rezim orde lama berganti dengan rezim orde baru, gerakan buruh mulai
mendapatkan tekanan. Pada masa ini berdirilah organisasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang menggunakan sistem unit-unit kerja.Keadaan
gerakan buruh di bawah SPSI nampanya tak mengalami perubahan. Sentralisasi yang
ditekankan oleh negara menjadikan SPSI bukan sebagai lembaga yang secara
efektif dapat memperjuangkan kepentingan buruh. Perubahan kata ‘buruh’ menjadi
‘pekerja’ menjadi simbol putusnya hubungan gerakan buruh dengan masa lampau.
Ideologi harmoni yang coba disebarkan melalui lembaga SPSI ini diharapkan dapat
menahan gejolak yang terjadi di kalangan buruh. Karakter radikal yang
diperlihatkan serikat buruh dalam perjalanan sejarahnya, seakan hilang dengan
bergantinya zaman. Setelah era berganti ke era reformasi, buruh
terlihat kembali menemukan kebebasannya dalam menyuarakan nasib mereka. Seperti
halnya pergerakan lain (sosial, politik, budaya, dsb), berbagai macam
organisasi buruh tumbuh bak jamur di musim penghujan. Dan masing – masing
dengan bebas menyuarakan tuntutan hak mereka baik kepada pemerintah mapun
kepada pemilik modal.
Bagaimana dengan perjuangan buruh di Indonesia
sekarang? pada era Presiden Sukarno, beliau telah menyerukan dua langkah yang
harus dilalui buruh dalam melakukan pergerakan. Fase pertama yaitu politieke toestand atau kebebasan berserikat. Dalam tahap ini buruh
harus mempunyai suatu kebebasan untuk berserikat guna menyuarakan suara mereka.
Fase selanjutnya yang harus dilewati buruh yaitu fase machtsvorming atau fase konsolidasi dari berbagai macam
organisasi yang terbentuk tersebut sehingga organisasi – organisasi tersebut
semakin kuat dan mempunyai daya tawar yang tinggi. Selain itu poin – poin yang
diperjuangkan akan menjadi lebih berbobot dan berkualitas. Jika kita lihat, perjuangan buruh saat ini
telah sampai pada tahap politieke toestand. Banyak sekali organisasi buruh yang bermuculan di
tanah air. Namun itu semua hanya terhenti pada fase tersebut. Pergerakan buruh
di Indonesia saat ini terlihat jauh dari harapan, organisasi – organisasi buruh
terlihat kurang begitu
terorganisir, masing – masing kelompok di masing – masing daerah mempunyai
suara yang berbeda. sampai saat ini fase matchvorming
tampaknya masih jauh dari kenyataan. Dampaknya adalah setiap hari buruh
terjadi, tuntutan buruh yang disuarakan hanya berkutat pada level mikro. Dari
tahun ke tahun esensi yang disuarakan oleh kaum buruh hanya sebatas pada
peningkatan upah dan tambahan tunjangan sampai saat ini masih jarang sekali
buruh yang berjuang di level makro. Reformasi telah berjalan selama 7 tahun,
sudah saatnya buruh di indonesia bergerak menuju level matchvorming. Sudah saatnya pula kaum buruh di Indonesia berjuang
pada level – level makro dan dapat berperan baik di dalam Negeri maupun tingkat
global.
0 komentar:
Posting Komentar